Jun-ah... Aku pernah berkata padamu kan? Untuk urusan cinta, aku tak berbagi. Kau tahu, aku tidak pernah memberikan hatiku pada pria selain dirimu. Kau tahu, pandanganku hanya tertuju padamu selama ini. Aku memberikan segalanya hanya untukmu.
Jun-ah... Aku sangat menyesal hubungan kita berakhir seperti ini. Tapi aku tahu, kau pasti mengerti bahwa aku takkan mungkin menyakitimu jika kau tidak menyakitiku terlebih dahulu. Tak terbersitkah dalam pikiranmu ketika kau memutuskan untuk menduakan cintamu, aku akan sangat tersakiti?
Jun-ah... Ketika aku menyakitimu seperti ini, aku merasakan sakit seribu kali lebih banyak dari yang kau rasakan. Aku menangis hingga air mataku mengering dan berganti darah. Percayalah Jun-ah, sakitku lebih banyak dari sakitmu.
Jun-ah... Aku sangat menyesal hubungan kita berakhir seperti ini. Tapi aku tahu, kau pasti mengerti bahwa aku takkan mungkin menyakitimu jika kau tidak menyakitiku terlebih dahulu. Tak terbersitkah dalam pikiranmu ketika kau memutuskan untuk menduakan cintamu, aku akan sangat tersakiti?
Jun-ah... Ketika aku menyakitimu seperti ini, aku merasakan sakit seribu kali lebih banyak dari yang kau rasakan. Aku menangis hingga air mataku mengering dan berganti darah. Percayalah Jun-ah, sakitku lebih banyak dari sakitmu.
Aku masih tak percaya ketika hari itu aku datang ke apartemenmu sambil menenteng sekotak kue Tiramisu kesukaan kita berdua, tepat 3 purnama sejak kau dan aku memutuskan untuk menjalin hubungan serius, dan yang aku dapati di tempat tidurmu adalah perempuan jalang itu.
Aku berdiri mematung entah untuk berapa lama menatapmu dan perempuan yang tengah tertidur pulas itu dengan nanar. Tapi, alih-alih aku lemparkan kue kesukaan kita padamu dan mengamuk tak karuan demi meluapkan amarahku, aku memilih menikmatinya sendiri di taman dekat apartemenmu. Taman tempat kita biasa bertemu dan melewatkan senja bersama.
Namun malam itu, aku duduk diatas ayunan yang selalu berderit, sendirian. Menjilati sisa-sisa krim yang biasanya terasa manis.
Jun-ah..
Aku masih mengingat wajahmu yang memucat seakan kau melihat hantu ketika aku masuk ke kamarmu kemarin, padahal kulitmu yang putih dan halus itu kupikir takkan bisa terlihat lebih pucat lagi. Saat itu pun kupikir matamu akan copot keluar, karena kau membelalakan matamu begitu lebar ketika kau melihatku mematung dihadapanmu. Apa yang sebenarnya kau lihat di diriku? Mengapa kau ketakutan seperti itu?
Aku berdiri mematung entah untuk berapa lama menatapmu dan perempuan yang tengah tertidur pulas itu dengan nanar. Tapi, alih-alih aku lemparkan kue kesukaan kita padamu dan mengamuk tak karuan demi meluapkan amarahku, aku memilih menikmatinya sendiri di taman dekat apartemenmu. Taman tempat kita biasa bertemu dan melewatkan senja bersama.
Namun malam itu, aku duduk diatas ayunan yang selalu berderit, sendirian. Menjilati sisa-sisa krim yang biasanya terasa manis.
Jun-ah..
Aku masih mengingat wajahmu yang memucat seakan kau melihat hantu ketika aku masuk ke kamarmu kemarin, padahal kulitmu yang putih dan halus itu kupikir takkan bisa terlihat lebih pucat lagi. Saat itu pun kupikir matamu akan copot keluar, karena kau membelalakan matamu begitu lebar ketika kau melihatku mematung dihadapanmu. Apa yang sebenarnya kau lihat di diriku? Mengapa kau ketakutan seperti itu?
Lucu, karena saat ini kau masih saja membelalakan matamu. Hei, bisakah kau hentikan itu? Kau membuatku sedikit tak nyaman. Kulitmu yang pucat sekarang terasa dingin. Jun-ah, kau kedinginan? Mianhae chagiya. Ingatkan aku untuk menyelimutimu agar kau tak lagi kedinginan ya?
Umm... Sayang, apa yang harus kulakukan dengan semua ini? Aku bingung karena aku belum pernah melakukan ini sebelumnya. Ah, sungguh, sekarang aku merasa sangat marah padamu! Bisa-bisanya kau melakukan semuanya padaku sehingga aku menjadi seperti ini!!!
Jun-ah, harus kuapakan potongan-potongan tubuhmu ini??? Yang aku inginkan hanyalah hatimu seutuhnya untukku!! Aku tak butuh sisanya saat ini. Meskipun diwaktu yang lalu aku mendambakan pelukan hangatmu, sentuhan lembut jemarimu, tapi kali ini tidak. Kau begitu dingin. Dan kau sudah tercerai-berai.
Umm... Sayang, apa yang harus kulakukan dengan semua ini? Aku bingung karena aku belum pernah melakukan ini sebelumnya. Ah, sungguh, sekarang aku merasa sangat marah padamu! Bisa-bisanya kau melakukan semuanya padaku sehingga aku menjadi seperti ini!!!
Jun-ah, harus kuapakan potongan-potongan tubuhmu ini??? Yang aku inginkan hanyalah hatimu seutuhnya untukku!! Aku tak butuh sisanya saat ini. Meskipun diwaktu yang lalu aku mendambakan pelukan hangatmu, sentuhan lembut jemarimu, tapi kali ini tidak. Kau begitu dingin. Dan kau sudah tercerai-berai.
Maafkan aku Jun-ah, aku sangat mencintaimu. Kau pasti tahu itu. Tapi, setiap kesalahan tentu ada hukumannya kan? Dan kau baru saja membuat kesalahan besar. Kau harus mendapatkan hukuman. Kau tahu jika aku sampai kapan pun tak bisa membagimu dengan orang lain. Aku tak berbagi cinta.
Aku hanya akan menyimpan hatimu, Jun-ah.. Hanya hatimu. Dan, oh, aku tak bisa berhenti tersenyum sekarang, membayangkan hatimu takkan bisa lagi kau bagi pada perempuan lain. Hihihi, perempuan jalang itu takkan bisa merebutnya dariku!
Kau. Milikku.
Ah, dimana aku simpan toples kue pemberian Ibumu kemarin ya.....?
* * *
#JarOfHeart
Ah, dimana aku simpan toples kue pemberian Ibumu kemarin ya.....?
* * *
#JarOfHeart
*Mianhae chagiya : maafkan aku sayang
Nama tokohnya seperti nama korea y mb
BalasHapusIya... yang kepikiran nama Korea sih Mbak :D Maklum...Korean freak.. Btw, makasih udah mampir loh ^^ Mau-maunya :D hihihihi
Hapusiiiiiiih ff nyaaa u.u’ NGERI....... atuh naha jadi rian jombang versi korea inih teh......cepet cepet nonton drakor komedi aaah kebayang terus niy senyum pacarnya jun ah.
BalasHapusiiihhhh...urg jadi merasa ngeri sendiri yeuuhhh... x_x
HapusSereeeeeeeeemmmm....
BalasHapusUdah cukup psiko belom Mi :D
HapusDuh apa yg salah sama kepalaku ya..lagi doyan bikin beginian :))))
*ketularan Ibu editor keknya*
Sinting! Gue merinding bacanya!
BalasHapusUtie, lo ada bakat jadi penulis, tauuuuuuuuuuu..
Ini KEREN BANGET!!!!! Nggak sia-sialah ya lo mantengin drama-drama OCN, ohohohoho..
Baru kali ini gue dibilang sinting tapi bangga :)))) Gue baru sanggup bikin FF Dell, lebih panjang dari ini belom bisa :D Faktor ide.
HapusIya emang ga sia2 nnton drama OCN dan bergaul sama editor psiko...ho ho ho...
mantaf bgt ff nya mba.. :)
BalasHapusAihh..makasih udah mau baca, Mbak :)
Hapuswuih.. ceritanya keren.. :) seriusan.. it's a very good short story.. pemilihan kata yang singkat, gak bertele-tele, jadi enak bacanya.
BalasHapusbtw salam kenal ya..
Wow...makasih loh udah mau baca. Makasih juga komennya! :)
HapusSalam kenal juga Mbak ^^
Mba..kita sama2 fansxa drama OCN ya :D
BalasHapusff nya bagus mba.. Bener kata mba Della..mba berbakat jadi penulis.. Aku jadi tertarik baca blognya ^^
Huhu~ Sepertinya aku emang ketagihan bikin FF beginian gara2 drama OCN yg endingnya suka nyesek. Ternyata yah, bikin cerita yg endingnya dodol itu nagih! xD
HapusMakkkk jun ah di mutilasi? Gue ampe 2 kalingulang paragraf yg ada potongan2 tubuhmu itu. Seremmmm mak.
BalasHapusTp keren ih...
Miaaan mak...abis Jun-ah nakaaall... xD
Hapusomo..omo...gue psiko yah?? psiko??
Bacanya tengah malem boooo... Edan! Ga selow aja ini horornya >'<
BalasHapusYang genre comrom atuhlah Teh nulisnyaaa..
Belom bisa eum Cha... kalo comrom teh blank akunya :))))
HapusDasyat banget! Ihhhhh, pemilihan katanya itu kenapa ya pas di baca berasa merindingnya! OMG.. Lanjut lagi dong, Mba!
BalasHapusKapan-kapan yee.. Kalo dateng inspirasi :)))
Hapus