“PERGIIIIIII....!!!! Aku sudah
bilang kalau kita putus!! Iya, kita itu AKU DAN KAU!! Mengapa kau tak mau
mengerti juga??” jeritku putus asa dari dalam kamar.
Suara gedoran dipintu depan rumah
perlahan melemah, lalu senyap.
Apa dia sudah pergi? Apa dia mau mengerti keputusan sepihakku ? Ya,
Tuhan, mengapa begitu susah melepaskan diri dari dirinya? Aku berdiri di dekat
jendela dalam kamar yang gelap. Aku tak berani membuka tirainya. Tidak juga untuk
menyalakan lampu.
“PING!” ponselku bergetar.
Gemetar, kubaca pesan yang masuk.
“Kenapa? Kenapa kau ingin putus?
Salahku apa? Ayo bicara baik-baik..” isi pesannya. Mantan kekasihku menerorku
sejak aku mengatakan “putus” padanya.
Sambil gemetar, jari-jariku
mengetik balasannya ditengah kegelapan kamar, “Tolonglah! Tolong mengertilah!
Aku sudah tak ingin bersamamu lagi... Tak ada yang ingin aku bicarakan lagi
denganmu!”
“Kenapa kau begitu tega....?
Biarkan aku masuk, aku ingin bicara!” dia membalas. Kulempar ponselku ke
seberang kamar. Prak! Benda itu mendarat keras dan berantakan. Aku menangis.
DUG!! DUG!! DUG!! Suara pintu
kamarku digedor dengan keras. Aku ketakutan. Aku panik. Kulempar semua benda
yang bisa kuraih. Sebuah pigura. PRANG! Fotoku dan dia yang sedang tersenyum
lebar, lepas dan jatuh, lalu tergeletak diantara pecahan kaca. Boneka beruang
hadiah ulang tahunku darinya 2 tahun lalu melayang, lalu terjatuh pelan didepan
pintu. Mug dengan grafir nama lelaki itu
dan fotonya yang sedang tersenyum manis pun kulempar kepintu. Berharap akhirnya
ia pergi seiring dengan senyumnya yang pecah berkeping-keping.
“PERGIIIIIIIIII....!!!!!”
jeritku sekuat tenaga. Tolong aku!!
Kemana semua orang? Kenapa ia bisa masuk kedalam rumah??
Aku menghambur dan meraih cutter dari nakas disamping tempat tidur. Tanganku gemetar makin
hebat. Jika ia masuk......
“Sayang, kau ini kenapa? Kenapa
mengunci kamar dan menutup tirainya? Aku hanya ingin bicara, sayang...” ucapnya lirih
di telingaku.
Aku terlonjak kaget. Bagaimana ia bisa masuk?? Aku sudah mengunci
pintunya!!
“Kau!! Keluarrrr!!!! Bagaimana kau
masuk?? Pergi aku bilang, pergiiiii!!!” aku mengacungkan cutter didepan wajahku. “Lihat? Aku akan menyayat nadiku kalau kau
tak mau pergi!!” aku memekik panik.
“Sayang.....” bisiknya begitu
dekat dengan wajahku. Aroma nafasnya tercium. Ugh! Memuakkan.
Kuletakkan cutter itu di pergelangan tanganku. Dia pikir aku takkan berani?
“Kau masih tak mau pergi?? Baiklah...kau memang ingin aku mati! Kau selalu ingin aku mati kan??" ku
tekan besi tipis tajam itu makin dalam di pergelangan tanganku. Perih. Sesuatu
mulai merembes dari pergelangan tanganku. Darah?
Mengapa ia diam saja? Ah, aku takut mati. Tapi aku lebih takut padanya.
“Bukan seperti itu. Hentikan, sayang...” bujuknya
lembut.
Bohong! Kata-kata lembut yang keluar dari mulutmu itu semua palsu! Kau selalu menyuruhku mati! Kau senang menakut-nakutiku. Kau selalu senang membisikkan mantra kematian ditelingaku! Baiklah, kalau aku mati maka kau akan benar-benar kehilangan kesenanganmu!
Sret! Kupotong urat nadiku
seketika. Secepatnya, sebelum aku mulai ragu.
Oh Tuhan, sakitnya...
Tubuhku terjatuh ke lantai. Darah
mengalir bak anak sungai. Haha, lihat?
Kau pikir aku tak mampu melakukannya? Air mata meleleh dipipiku.
Pandanganku kabur. Tiba-tiba lampu kamar dinyalakan. Ah, silau. Tolong matikan lampunya. Aku merasa sangat mengantuk,
aku ingin tidur tapi aku tak bisa mengabaikan rasa sakit di pergelangan
tanganku. Sayup-sayup aku mendengar jeritan seorang wanita paruh baya memanggil
namaku. Lucu, kenapa ia terdengar panik.
Aaah, aku lega. Sepertinya lelaki itu telah pergi. Mungkin ia ketakutan.
Selamat tinggal mantan kekasihku.
................
Tunggu.
Aku kan tidak pernah punya kekasih??
Mantap. Merinding bacanya. =)
BalasHapusHehe... iseng2 Iq :D
Hapushanya berhalusinasi? atau memang tangannya sudah tersayat? :O
BalasHapusSemacem skizofrenia kebablasan kali yah :D
HapusSayangnya 22nya iya..
Jangan dipraktekin tanpa bimbingan kekasih ya...
BalasHapusEh... kan udah putus yak???
Mantap mak, nulis fiksi aja mak.
Keren....
Kalo lagi "bolong" mak... :D sengaja2in malah susah..
Hapusgegara nonton draKor yang bergenre dunia medis ttg kejiwaan yaaa....... jigana kedeng deui kaidean bikin kisah cinta nonna and brondong hahahahaha
BalasHapusNgga ah yg noona berondong mah...Bisi kaciri obsesi terpendam :D
Hapushemmm yang terakhir agak terenyuh dan mengeratkan dahi lebih dalam...
BalasHapusCeritanya kacau yah xD
HapusAsik..asik.. saya nunggu cerita genre misteri selanjutnya :D
BalasHapusSabar yah :D nunggu kesambet dulu :p
HapusIni apa apaan iniiiiiii *frustasi-able*
BalasHapusNgga tau Cha..ngga tau!!
HapusDari awal asli udah emosional banget. Keren mba keren! T_T
BalasHapusMakasih nok makasih! T^T
Hapus