Senin, 10 Agustus 2015

Putus!

“PERGIIIIIII....!!!! Aku sudah bilang kalau kita putus!! Iya, kita itu AKU DAN KAU!! Mengapa kau tak mau mengerti juga??” jeritku putus asa dari dalam kamar. 

Suara gedoran dipintu depan rumah perlahan melemah, lalu senyap.

Apa dia sudah pergi? Apa dia mau mengerti keputusan sepihakku ? Ya, Tuhan, mengapa begitu susah melepaskan diri dari dirinya? Aku berdiri di dekat jendela dalam kamar yang gelap. Aku tak berani membuka tirainya. Tidak juga untuk menyalakan lampu. 

“PING!” ponselku bergetar. Gemetar, kubaca pesan yang masuk.

“Kenapa? Kenapa kau ingin putus? Salahku apa? Ayo bicara baik-baik..” isi pesannya. Mantan kekasihku menerorku sejak aku mengatakan “putus” padanya.

Sambil gemetar, jari-jariku mengetik balasannya ditengah kegelapan kamar, “Tolonglah! Tolong mengertilah! Aku sudah tak ingin bersamamu lagi... Tak ada yang ingin aku bicarakan lagi denganmu!”

“Kenapa kau begitu tega....? Biarkan aku masuk, aku ingin bicara!” dia membalas. Kulempar ponselku ke seberang kamar. Prak! Benda itu mendarat keras dan berantakan. Aku menangis. 

DUG!! DUG!! DUG!! Suara pintu kamarku digedor dengan keras. Aku ketakutan. Aku panik. Kulempar semua benda yang bisa kuraih. Sebuah pigura. PRANG! Fotoku dan dia yang sedang tersenyum lebar, lepas dan jatuh, lalu tergeletak diantara pecahan kaca. Boneka beruang hadiah ulang tahunku darinya 2 tahun lalu melayang, lalu terjatuh pelan didepan pintu. Mug dengan  grafir nama lelaki itu dan fotonya yang sedang tersenyum manis pun kulempar kepintu. Berharap akhirnya ia pergi seiring dengan senyumnya yang pecah berkeping-keping. 

“PERGIIIIIIIIII....!!!!!” jeritku sekuat tenaga. Tolong aku!! Kemana semua orang? Kenapa ia bisa masuk kedalam rumah??

Aku menghambur dan meraih cutter dari nakas disamping tempat tidur. Tanganku gemetar makin hebat. Jika ia masuk......

“Sayang, kau ini kenapa? Kenapa mengunci kamar dan menutup tirainya? Aku hanya ingin bicara, sayang...” ucapnya lirih di telingaku.
Aku terlonjak kaget. Bagaimana ia bisa masuk?? Aku sudah mengunci pintunya!!
 
“Kau!! Keluarrrr!!!! Bagaimana kau masuk?? Pergi aku bilang, pergiiiii!!!” aku mengacungkan cutter didepan wajahku. “Lihat? Aku akan menyayat nadiku kalau kau tak mau pergi!!” aku memekik panik.

“Sayang.....” bisiknya begitu dekat dengan wajahku. Aroma nafasnya tercium. Ugh! Memuakkan.

Kuletakkan cutter itu di pergelangan tanganku. Dia pikir aku takkan berani? 

Kau masih tak mau pergi?? Baiklah...kau memang ingin aku mati! Kau selalu ingin aku mati kan??" ku tekan besi tipis tajam itu makin dalam di pergelangan tanganku. Perih. Sesuatu mulai merembes dari pergelangan tanganku. Darah?
 
Mengapa ia diam saja? Ah, aku takut mati. Tapi aku lebih takut padanya.

“Bukan seperti itu. Hentikan, sayang...” bujuknya lembut.

Bohong! Kata-kata lembut yang keluar dari mulutmu itu semua palsu! Kau selalu menyuruhku mati! Kau senang menakut-nakutiku. Kau selalu senang membisikkan mantra kematian ditelingaku! Baiklah, kalau aku mati maka kau akan benar-benar kehilangan kesenanganmu!

Sret! Kupotong urat nadiku seketika. Secepatnya, sebelum aku mulai ragu.
Oh Tuhan, sakitnya...

Tubuhku terjatuh ke lantai. Darah mengalir bak anak sungai. Haha, lihat? Kau pikir aku tak mampu melakukannya? Air mata meleleh dipipiku. Pandanganku kabur. Tiba-tiba lampu kamar dinyalakan. Ah, silau. Tolong matikan lampunya. Aku merasa sangat mengantuk, aku ingin tidur tapi aku tak bisa mengabaikan rasa sakit di pergelangan tanganku. Sayup-sayup aku mendengar jeritan seorang wanita paruh baya memanggil namaku. Lucu, kenapa ia terdengar panik.

Aaah, aku lega. Sepertinya lelaki itu telah pergi. Mungkin ia ketakutan. Selamat tinggal mantan kekasihku.

................







Tunggu.
Aku kan tidak pernah punya kekasih??

16 komentar:

  1. hanya berhalusinasi? atau memang tangannya sudah tersayat? :O

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semacem skizofrenia kebablasan kali yah :D
      Sayangnya 22nya iya..

      Hapus
  2. Jangan dipraktekin tanpa bimbingan kekasih ya...
    Eh... kan udah putus yak???
    Mantap mak, nulis fiksi aja mak.
    Keren....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo lagi "bolong" mak... :D sengaja2in malah susah..

      Hapus
  3. gegara nonton draKor yang bergenre dunia medis ttg kejiwaan yaaa....... jigana kedeng deui kaidean bikin kisah cinta nonna and brondong hahahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga ah yg noona berondong mah...Bisi kaciri obsesi terpendam :D

      Hapus
  4. hemmm yang terakhir agak terenyuh dan mengeratkan dahi lebih dalam...

    BalasHapus
  5. Asik..asik.. saya nunggu cerita genre misteri selanjutnya :D

    BalasHapus
  6. Ini apa apaan iniiiiiii *frustasi-able*

    BalasHapus
  7. Dari awal asli udah emosional banget. Keren mba keren! T_T

    BalasHapus